MyWilayah.com

Bahan Ilmiah Sepanjang Zaman

Informasi Terkini

Rahmat & Kasih Sayang Rasulullah SAW Kepada Umatnya

 


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada junjungan besar NabiMuhammad SAW, ahli keluarga baginda SAW, sahabat baginda SAW serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah baginda SAW.

 

Daripada Abu Soleh RA, beliau berkata: "Adalah Nabi SAW (pada suatu hari) menyeru para sahabat: "Wahai sekalian manusia! (Ketahuilah) Bahawa sesungguhnya daku ini adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah SWT kepada seluruh alam)." (Hadith riwayat Ad-Darimi, No: 15, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, No: 98, beliau berkata: " Hadith ini adalah sahih dengan mengikuti syarat-syarat yang telah digariskan oleh Imam al-Bukhari & Muslim.

 

Rahmat yang dibawa oleh Nabi SAW mengatasi segala pemikiran dan sempadan berpandukan wahyu dan hidayah Allah SWT, bukan mengikut hawa nafsu dan logik akal. Hanya dengan wahyu dan petunjuk Allah SWT sahajalah yang akan membawa manusia kepada jalan kebenaran dan kejayaan. Oleh itu, setiap Muslim hendaklah beramal dengan sunnah sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Nabi SAW, para sahabat baginda dan para salafusoleh yang telah mendapat petunjuk daripada Allah SWT.

 

Kisah dakwah Nabi di Kota Thaif sehinggakan kaki Rasulullah SAW berlumuran darah tetapi Nabi tetap berdoa untuk kebaikan umatnya kerana kasih sayang kepada umatnya.

 

اَللُّهُمَّ اِلَيْكَ اَشْكُوْ ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيْلَتِيْ وَهَوَانِيْ عَلَى النَّاسِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ، وَاَنْتَ رَبِّي، اِلَى مَنْ تَكِلُّنِيْ اِلَى بَعِيْدٍ يَتَجَهَّمُنِيْ ؟ اَوْ اِلَى عَدُوٍّ مَلَكْتَهُ اَمْرِيْ ؟ اِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ اُبَالِيْ وَلَكِنْ عَافِيَتَكَ هِيَ اَوْسَعُ لِيْ، أَعُوْذُ بِنُوْرِوَجْهِكَ الَّذِيْ اَشْرَقَتْ بِهِ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ اَمْرُ الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ مِنْ اَنْ تُنَزِّلَ بِي غَضَبُكَ اَوْ تَحُلُّ بِي سَخَطُكَ، لَكَ الْعَتْبَي حَتَّى تَرْضَي، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّبِكَ

 

Ertinya:

"Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu atas lemahnya kekuatanku dan sedikitnya usahaku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Engkaulah Tuhan semesta alam, Pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku. Kepada orang yang jauh yang menyerangku ataukah kepada Zat yang dekat yang mengatur urusanku. Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Aku berlindung terhadap cahaya wajah-Mu Yang menerangi kegelapan dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat, dan kemurkaan-Mu yang akan Kautimpakan kepadaku. Engkaulah Yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya dan upaya selain dan Engkau."


Ketika tiba di Qarnul Manazil, Rasulullah mendongak wajahnya ke langit dan tiba-tiba Jibril a.s menampakkan diri seraya menyampaikan salam. Allah mengutus Jibril a.s bersama Malaikat penjaga gunung yang menunggu penintahnya untuk meratakan Al-Akhasyabain (dua gunung di Makkah, yaitu Gunung Abu Qubais dan yang di seberangnya, Qaiqa'an) terhadap penduduk Tha'if.

"Wahai Muhammad, Tuhan mengizinkanmu untuk menimpakan dua gunung itu pada penduduk Tha'if."

Bagaimana jawaban Nabi? Beliau justeru menolak tawaran Jibril a.s  itu. "Jangan. Siapa tahu Allah akan mengeluarkan seseorang yang mengucapkan (kalimat) 'la ilaha illallah' dari rahim mereka," jawab Rasulullah.

 

Rasulullah benar-benar memperlihatkan akhlak dan kasih sayang kepada umatnya yang begitu agung hingga membuat orang-orang memeluk Islam. Warga Thaif akhirnya memeluk Islam berkat kesabaran Beliau dan doa yang dikabulkan Allah Ta'ala. kini Thaif adalah bandar kecil yang terletak di Arab Saudi.

 

Nabi berabda:

 

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ، الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللهُ

 

Ertinya: Orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayang oleh Allah yang Maha Penyayang, sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu. Kasih sayang itu bahagian dari rahmat Allah, barangsiapa menyayangi, Allah akan menyayanginya. Siapa memutuskannya, Allah juga akan memutuskannya (HR. Tirmidzi)

 

Sikap kasih sayang ini tidak hanya beliau terapkan kepada kawan-kawan (kaum Muslimin saja), tetapi  kepada lawanpun beliau senantiasa menunjukkan sikap kasih sayangnya. Imam Jalaludin Suyuti dalam Kitab Durru Al-Mantsur, Juz 3, hlm 117, menjelaskan bahwa ketika nabi berdakwah kepada orang musyrik Quraisy untuk masuk ajaran Islam, mereka melempar Nabi dengan batu dan debu. Namun Rasulullah SAW tidak membalas mereka dengan kekerasan dan anarkhisme, Nabi justru mendoakan mereka dengan doa:

 

اَلَّلهُمَّ اهْدِ قَوْمِى فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ

"Ya Allah, mohon berikanlah petunjuk pada kaumku, kerana mereka tidak tahu."

 

Dalam riwayat lain, Imam Bukhori dalam Shahih Bukhori, Juz 4 hlm 175 meriwayatkan sebuah hadits, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan prilaku para nabi-nabi terdahulu, ketika mereka dilukai oleh para umatnya, Nabi mendoakan:

 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Ya Allah, ampunilah umatku, karena mereka tidak tahu.” (HR Bukhari)

 

Rasulullah SAW dalam membina  masyarakat (umatnya) selalu mengutamakan sikap kasih sayang. Bahkan sikap terhadap musuh pun dilandasi dengan kasih sayang, walaupum musuh tersebut melukai nabi hingga berdarah-darah, Nabi memaafkan mereka, bahkan mendoakan agar Allah SWT mengampuni mereka. Justru dengan kasih sayang, terbukti Nabi dapat mengubah era jahiliyah dan dapat membangun satu masyarakat marhamah yaitu kehidupan masyarakat yang diwarnai dengan semangat  kasih sayang, cinta mencintai, tolong menolong, harmonis, dan menjaga persaudaraan.

 

Kesimpulannya menjadi sangat jelas, Nabi Muhammad SAW bukanlah Nabi yang pembenci, bukan Nabi yang pendendam, bukan Nabi yang penghujat, bukan Nabi yang pembohong, bukan Nabi yang pemarah, Bukan Nabi yang kaku dan keras..  Namun Nabi Muhammad adalah Nabi yang lemah lembut, fleksibel, mudah, akrab, dan Nabi yang mengutamakan kasih sayang kepada umatnya. Semoga sikap kasih sayang Nabi dapat menjadi teladan bagi kita semua dan menjadi inspirasi dalam segala prilaku dan tindakan. Baik dalam bekerja, dalam berkeluarga, dalam bermasyarakat, maupun dalam bernegara. Sehingga kita semua selalu dekat dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT dan jauh dari Murka-Nya. Allahumma Aamiin.

 

Kridet: Pejabat Mufti W.P, Infografik Google Imej &  kalam.sindonews.com

Post a Comment

0 Comments